Sabtu, 20 November 2010

Merapi di Era Digital


Seperti kita ketahui bahwa bencana semakin marak dan tak asing lagi di telinga kita. Bencana hebat yang terbaru adalah letusan merapi, pada tanggal 26 Oktober 2010. Bencana ini telah menewaskan lebih dari 100 jiwa yang salah satunya adalah Juru Kuncen Merapi, Mbah Maridjan, Innalillahiwainnailaihirajiun.

Banyak bantuan yang datang tak lama setelah Merapi memuntahkan awan panas atau yang lebih di kenal oleh warga sekita yaitu ''WEDUS GEMBEL''. Menurut para warga yang mempercayai legenda jawa, tanda-tanda meletusnya Merapi yaitu ada asap merapi yg berbentuk wajah petruk. Bagi kita, ini hanyalah sebuah ''lelucon'' namun bagi yang mempercayainya itu adalah sebuah pertanda bahwa merapi akan meletus. Sekitat beberapa hari sebelum merapi meletus, banyak warga yang menyaksikan penampakan asap Merapi berbentuk petruk, namun para ahli geologi menepis bahwa akan terjadi letusan sehingga mereka tak menyuruh warga dan mengevakuasi warga ke pengungsian. Bahkan, sang Juru Kuncen Mbah Maridjan tidak berkomentar apapun tentang hal ini. Sampai pada tanggal 26 Oktober 2010, kesunyian berubah menjadi kekacauan.

Merapi meletus pada tanggal 26 Oktober 2010 pukul 17.42 WIB. Banyak warga lari ketakutan melihat awan panas atau ''WEDUS GEMBEL'' yang telah mengancam warga sekitar. Awan panas tersebut menyapu daerah Sleman, Boyolali, Magelang dan Klaten yang merupakan daerah yang paling dekat dengan puncak Merapi. Awal zona aman Merapi hanya 5km sejak tanggal 26 Oktober 2010. Namun, semuanya berubah sejak tanggak 5 November 2010. Merapi kembali meletus yang lebih dahsyat setelah 100 tahun meletus terbesar pada tahun 1930. Akibat meletusnya Merapi untuk kedua kalinya banyak pengungsi yang tidak sempat menyelamatkan diri dan terperangkap di lokasi pengungsian. Dan sejak saat itu, zona aman Merapi mencapai 20km. Banyak kota-kota besar di sekitar gunung Merapi menjadi kota yang di selimuti awan panas dan hujan debu, bahkan menjadi kota mati karena sangat berbahaya bagi warga untuk tinggal. Menurut penilitian, abu-abu Merapi sangat tajam dan sangat berbahaya untuk di hirup. Dapat menyebabkan robeknya paru-paru bahkan kematian.

Merapi merupakan gunung berapi teraktif di dunia, sudah tidak bisa di hitung oleh jadi berapa kali Merapi meletus baik yang berskala kecil maupun besar. Merapi meletus paling dahsyat pada tahun 1930 dan pada tahun ini merupakan yang paling dahsyat di bandingkan pada tahun 1930.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar